
PT Equityworld Futures Semarang – Mata Uang Asia Turun Pada Hari Senin (11/12)
PT Equityworld Futures Semarang – Mata uang Asia turun pada hari Senin (11/12) dan yuan China berada di antara yang berkinerja terburuk setelah data menunjukkan tren deflasi berlanjut di negara tersebut, sementara dolar stabil untuk mengantisipasi rapat Federal Reserve.
Greenback mengalami penguatan pada hari Jumat setelah data nonfarm payrolls lebih kuat dari perkiraan, yang mengurangi ekspektasi untuk penurunan suku bunga lebih awal oleh The Fed. Bank sentral secara luas diperkirakan akan menahan tingkat suku bunga minggu ini, meskipun sinyalnya untuk tahun 2024 akan menjadi fokus utama.
Yuan China turun 0,3% setelah data yang dirilis selama akhir pekan menunjukkan negara itu tetap dalam disinflasi selama dua bulan berturut-turut, dengan inflasi consumer price index (CPI) turun dalam tingkat tercepat tiga tahun.
Angka ini menambah kekhawatiran akan perlambatan ekonomi China, karena terjadi setelah beberapa data yang tidak terlalu baik untuk bulan November.
Penurunan yang lebih curam dalam yuan tertahan oleh penetapan kurs tengah harian yang lebih kuat dari People’s Bank of China. Namun sentimen terhadap mata uang ini tetap buram, dan tampaknya akan menguji level 7,2 sekali lagi.
Fokus minggu ini adalah data produksi industri, investasi aset tetap dan retail sales China untuk bulan November, yang akan terbit pada hari Jumat.
Kekhawatiran atas China menekan mata uang Asia yang lebih luas. Dolar Australia turun 0,2% imbas eksposur perdagangan yang tinggi ke China, sementara won Korea Selatan dan dolar Singapura masing-masing turun 0,2% dan 0,1%.
Yen Jepang turun 0,3%, tetapi diperdagangkan mendekati level tertinggi empat bulan yang dicapai minggu lalu setelah sejumlah sinyal hawkish dari Bank of Japan. Namun BOJ masih diperkirakan akan mempertahankan kebijakan ultra-longgar dalam waktu dekat.
Rupee India bergerak mendekati rekor terendah setelah Reserve Bank of India mempertahankan suku bunga minggu lalu. Namun RBI memperingatkan potensi naiknya inflasi, di mana data indeks harga konsumen untuk bulan November yang akan dirilis minggu ini.
Dolar stabil dengan fokus Fed, ekspektasi pemotongan suku bunga awal surut
Indeks dolar dan indeks dolar berjangka keduanya naik tipis di perdagangan Asia, setelah meraih kenaikan pada hari Jumat.
Data nonfarm payrolls yang lebih kuat membuat traders mengurangi ekspektasi bahwa The Fed dapat memangkas suku bunga pada awal tahun 2024. Fed Fund futures menunjukkan peluang 43% untuk penurunan 25 basis poin pada bulan Maret, turun dari ekspektasi sebelumnya yang lebih dari 60%.
Bank sentral AS akan menahan suku bunga stabil pada akhir rapat dua hari Rabu setempat. Namun, pandangannya mengenai suku bunga, terutama mengingat kekuatan pasar tenaga kerja baru-baru ini, akan menjadi fokus.
Namun, data tenaga kerja yang kuat menandakan beberapa ketahanan dalam ekonomi AS, dan menyiratkan potensi soft landing. Selain The Fed, data inflasi AS juga akan menjadi perhatian minggu ini.
No Comments