Blog

ewf cyber2

PT Equityworld Futures Semarang – Bursa Asia Lemah di Tengah Kekhawatiran Inflasi; Nikkei Melonjak dalam Potensi Dovish BOJ

08:14 10 January in Market Review
0 Comments
0

PT Equityworld Futures Semarang – Bursa saham Asia sebagian besar melemah pada hari Rabu (10/01) dengan investor tetap gelisah terhadap rilis inflasi AS dan pemotongan suku bunga awal, sementara Nikkei 225 Jepang menguat ke level tertinggi 34 tahun di tengah meningkatnya ekspektasi ditundanya rencana pengetatan kebijakan oleh Bank of Japan.

Saham-saham regional mengikuti isyarat yang lemah dari Wall Street, saat indeks-indeks saham AS mencatat penutupan yang lemah di tengah ketidakpastian yang terus berlanjut mengenai pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve.

Saham Asia sempat mengalami penguatan pada hari Selasa setelah merugi pada minggu pertama tahun 2024 yang mendorong beberapa aksi bargain buying, terutama di sektor teknologi. Namun, kecuali saham Jepang, traders sebagian besar tetap menghindari aset yang didorong oleh risiko menjelang petunjuk lain tentang kebijakan moneter AS.
Nikkei 225 capai level tertinggi 34 tahun, harapan pivot BOJ pudar

Nikkei 225 Jepang menjadi pembeda utama di antara pasar saham global, melonjak hampir 2% pada hari Rabu ke level tertinggi sejak sebelum meledaknya gelembung spekulatif besar pada tahun 1990-an.

Titik dukungan terbesar Nikkei adalah meningkatnya spekulasi bahwa BOJ harus menunda rencananya untuk mulai mengetatkan kebijakan ultra-dovish pada tahun 2024, terutama setelah gempa bumi dahsyat yang melanda di Jepang tengah.

Upaya pembangunan kembali dan stimulus fiskal setelah bencana diperkirakan akan menurunkan gagasan tentang kebijakan yang lebih ketat dari BOJ, yang menjadi pertanda baik untuk saham-saham Jepang.

Nikkei adalah indeks saham utama berkinerja terbaik pada tahun 2023 dengan melonjak 30%, terutama dibantu oleh BOJ yang dovish karena bank sentral mempertahankan kebijakan stimulatifnya bahkan ketika sebagian besar bank-bank lain mulai menaikkan suku bunga.

Data inflasi dan pertumbuhan upah yang lemah juga menunjukkan berkurangnya tekanan bagi BOJ untuk mulai mengetatkan kebijakan.

Namun, Nikkei tetap rentan terhadap aksi profit taking di level tertinggi baru-baru ini. Musim laporan keuangan kuartal keempat yang akan datang juga akan menguji apakah saham-saham Jepang dapat membenarkan valuasi besae mereka.

Pasar Asia yang lebih luas turun karena para pedagang terus mengurangi ekspektasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga paling cepat Maret 2024. Pasar gelisah sebelum data utama AS indeks harga konsumen (CPI) pada hari Jumat, yang diperkirakan akan menunjukkan sedikit peningkatan inflasi pada bulan Desember.

Inflasi yang tinggi, ditambah dengan tanda-tanda kekuatan di pasar tenaga kerja baru-baru ini, diharap akan memberikan ruang gerak yang cukup bagi The Fed untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama. Skenario ini menjadi pertanda buruk bagi pasar saham yang digerakkan oleh sentimen aset risiko.

Angka inflasi yang tinggi juga menekan beberapa pasar Asia. Indeks ASX 200 Australia melemah 0,6% usai data menunjukkan inflasi turun sedikit lebih dari yang diperkirakan di bulan November, tetapi tetap nyaman di atas target tahunan Reserve Bank of Australia sebesar 2% hingga 3%.

Indeks Shanghai Shenzhen CSI 300 dan Shanghai Composite China masing-masing turun 0,1%, dan bergerak di sekitar level terendah multi-tahun karena sentimen terhadap negara tersebut tetap lemah. Kerugian saham-saham China daratan juga mendorong indeks Hang Seng Hong Kong melemah 0,6%.

Fokus minggu ini juga tertuju data inflasi dan perdagangan dari China, yang diperkirakan akan catat sedikit perbaikan di negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia ini.

Indeks KOSPI Korea Selatan melemah 0,7% sebelum rapat Bank of Korea pada hari Kamis, di mana bank sentral diprediksi akan menahan suku bunga.

Indeks futures Nifty 50 India sedikit lemah, dengan indeks akan turun sejalan dengan indeks-indeks Asia lainnya. Data Inflasi IHK India juga akan hadir minggu ini.

PT Equityworld Futures Semarang

No Comments

Post a Comment