
PT Equityworld Futures Semarang – Mata Uang Asia Range Ketat sebelum Laporan Ekonomi, Yen Flat saat BOJ Jaga Arah Dovish
PT Equityworld Futures Semarang – Mata uang Asia sebagian besar bergerak dalam range yang ketat pada hari Selasa (23/01) kala pasar tetap gelisah sebelum rilis sejumlah data ekonomi utama AS, sementara yen Jepang bergerak di dekat posisi terendah tujuh minggu setelah Bank of Japan tetap dovish.
Dolar mengalami pelemahan di perdagangan Asia, tetapi masih mendekati level tertinggi lebih dari satu bulan, tatkala traders memperkirakan ekspektasi kenaikan suku bunga AS yang lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama.
Kekuatan relatif dalam dolar membuat sebagian besar mata uang Asia melemah, seperti halnya prospek penundaan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve.
Yuan China adalah salah satu dari beberapa pembeda hari ini, naik 0,3% dari level terendah dua bulan di tengah laporan baru ini bahwa People’s Bank of China menjual dolar di pasar terbuka untuk mendukung mata uang China. Yuan juga ditopang oleh penetapan kurs tengah yang jauh lebih kuat dari PBOC.
Namun, prospek yuan tetap buram di tengah berlanjutnya pesimisme terhadap ekonomi China.
Yen Jepang flat dan BOJ tetap dovish, isyarat inflasi yang lebih lunak
Yen bergerak di dekat level terlemah sejak awal Desember pada hari Selasa, setelah BOJ menahan suku bunga yang sangat rendah dan tetap berpegang atas kebijakan ultra-dovish.
Bank sentral juga memperkirakan inflasi turun pada tahun fiskal 2024 – sebuah skenario yang memberikan sedikit dorongan untuk segera mulai mengetatkan kebijakan ultra-longgar. Bank hanya memberikan sedikit isyarat tentang kapan mereka berencana untuk mulai mengetatkan kebijakan.
BOJ yang sangat dovish merupakan pendorong utama pelemahan yen, pasalnya kesenjangan antara suku bunga lokal dan AS semakin melebar selama dua tahun terakhir. BOJ juga secara luas diperkirakan akan menahan suku bunga rendah dalam waktu dekat, memberikan sedikit dukungan untuk yen.
Mata uang Asia yang lebih luas masih bergerak dalam range yang tidak banyak berubah. Dolar Australia naik 0,4%, pulih lebih jauh dari level terendah tujuh minggu, sementara won Korea Selatan naik 0,3% setelah mencapai level terendah dua bulan minggu lalu.
Data menunjukkan inflasi harga produsen Korea Selatan sedikit naik hingga bulan Desember.
Dolar Singapura naik 0,2%, sementara rupee India stabil di atas level 83, tetap dekat dengan rekor terendah.
Dolar stabil dalam surutnya ekspektasi penurunan suku bunga & data ekonomi lanjutan ditunggu
Indeks dolar dan indeks dolar berjangka keduanya turun sedikit di perdagangan Asia. Namun greenback tetap mendekati level tertinggi lebih dari satu bulan, di tengah meningkatnya keyakinan bahwa the Fed akan mulai memangkas suku bunga pada tahun 2024.
Fedwatch tool CME menunjukkan traders kini memperkirakan peluang yang lebih besar bahwa bank sentral akan mempertahankan suku bunga pada bulan Maret, sebuah perubahan yang nyata dari ekspektasi sebelumnya untuk pemangkasan. The Fed juga diperkirakan akan mempertahankan suku bunga saat bertemu minggu depan.
Namun sebelum The Fed, pasar harus menghadapi laporan ekonomi utama AS minggu ini. Data PDB kuartal keempat yang akan terbit pada hari Kamis diperkirakan akan menunjukkan beberapa penurunan pertumbuhan, sementara data Indeks harga PCE – pengukur inflasi yang lebih disukai The Fed – akan hadir hari Jumat, dan kemungkinan besar akan mengulangi bahwa inflasi tetap tinggi di bulan Desember.
Suku bunga AS yang tinggi untuk waktu yang lebih lama menjadi sinyal buruk bagi mata uang Asia, mengingat bahwa mereka menarik modal dari aset-aset berisiko tinggi dan berimbal hasil tinggi.
No Comments