PT Equityworld Futures Semarang – Harga Emas Alami Penurunan karena Dolar Menguat; Tembaga Tertekan Data China
PT Equityworld Futures Semarang – Harga emas naik sedikit di perdagangan Asia pada hari Rabu setelah turun tajam pada sesi sebelumnya karena dolar stabil dari penurunan baru-baru ini, dengan fokus tetap pada potensi resesi AS dan suku bunga yang lebih rendah.
Di antara logam industri, harga tembaga turun setelah data menunjukkan impor tembaga China melemah di bulan Juni, yang mencerminkan lemahnya permintaan di importir tembaga terbesar di dunia ini.
Emas pada awalnya diuntungkan oleh permintaan safe haven karena Bank of Japan yang hawkish dan kekhawatiran akan resesi AS memicu penurunan tajam pada aset-aset yang didorong oleh risiko, terutama saham.
Namun pasar rebound pada hari Selasa dan Rabu, menekan aset-aset safe haven.
Spot gold naik 0,2% menjadi $ 2.393,59 per ons, sementara gold futures yang akan berakhir pada bulan Desember naik 0,1% menjadi $ 2.433,70 per ons pada pukul 11.47 WIB.
Emas tertekan oleh rebound pasar saham
Harga emas turun tajam pada hari Selasa setelah mendekati rekor tertinggi baru di awal pekan.
Rebound di pasar saham global adalah titik tekanan terbesar pada emas, karena perpaduan antara aksi bargain buying dan beberapa harapan resesi AS yang dangkal membawa para trader kembali ke pasar.
Prospek penurunan suku bunga AS yang lebih dalam, terutama di tengah kekhawatiran akan resesi, juga membantu menjaga minat risiko. Namun, penurunan suku bunga juga pasti akan mendukung harga emas, mengingat suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang untuk berinvestasi dalam logam mulia.
Harga logam mulia lainnya naik pada hari Rabu, menutup kerugian tajam dari sesi sebelumnya. Platinum futures melonjak 1% menjadi $928,95 per ons, sementara silver futures naik 0,3% menjadi $27,290 per ons.
Tembaga tertahan oleh data impor China yang lemah
Patokan copper futures di London Metal Exchange turun 0,6% menjadi $8.876,0 per ton, sementara copper futures satu bulan turun 0,1% menjadi $4,0055 per pon.
Data pada hari Rabu menunjukkan impor tembaga China turun 2,9% menjadi 438.000 metrik ton pada bulan Juli, karena permintaan di importir tembaga terbesar di dunia itu tetap lemah di tengah pertumbuhan ekonomi yang lesu.
Namun, secara keseluruhan impor China melampaui ekspektasi, mengindikasikan adanya ketahanan dalam konsumsi domestik.
Namun, neraca perdagangan negara tersebut menyusut lebih dari yang diharapkan, karena ekspor tertekan oleh tarif perdagangan Eropa baru-baru ini terhadap kendaraan listrik China. Tarif tersebut sekarang berpotensi berdampak pada permintaan tembaga China, mengingat penggunaan logam merah dalam industri EV.
No Comments