
PT Equityworld Futures Semarang – Harga Emas Masih Turun, Dolar dan Yields Terus Naik karena Hawkish Fedspeak
PT Equityworld Futures Semarang – Harga emas turun di perdagangan Asia pada Selasa (26/09), menghadapi tekanan yang konsisten dari dolar yang kuat dan Treasury yields naik usai pejabat Federal Reserve menegaskan kembali prospek bank dukung suku bunga yang lebih tinggi.
Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari mengatakan dalam pidatonya pada Senin malam setempat bahwa ia melihat suku bunga naik setidaknya sekali lagi pada tahun 2023, dan kemungkinan akan tetap lebih tinggi hingga tahun 2024.
Komentarnya senada dengan apa yang disampaikan oleh Ketua The Fed Jerome Powell minggu lalu, yang mengatakan bahwa inflasi yang tinggi dan pasar tenaga kerja ketat kemungkinan akan menyebabkan kenaikan suku bunga satu kali lagi tahun ini. Powell juga mengerdilkan ekspektasi penurunan suku bunga yang besar tahun depan, dengan target suku bunga The Fed akan tetap di atas 5% hingga 2024.
Potensi suku bunga yang lebih tinggi meredam prospek emas, mengingat yields yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang berinvestasi dalam aset yang tidak memberikan imbal hasil. Hal ini membebani prospek harga, dengan harga emas berjangka turun lebih besar daripada harga spot dalam beberapa sesi terakhir.
Emas spot turun 0,1% di $1.913,62/oz, sementara emas berjangka Desember turun 0,2% menjadi $1.932,25/oz pukul 11.02 WIB. Kedua instrumen berada di level terendah 11 hari.
Dolar ada di puncak 10 bulan, yield capai high 16 tahun dengan shutdown sebagai fokus
Tekanan pasar logam utamanya berasal dari greenback yang lebih kuat. Retorika hawkish The Fed mendorong dolar ke level titik tertinggi dalam 10 bulan terakhir terhadap sejumlah mata uang.
Treasury yields juga melonjak setelah rapat Fed minggu lalu, dengan benchmark 10 tahun berada di level tertinggi 2007.
Meningkatnya kekhawatiran akan government shutdown AS tidak banyak menghalangi kuatnya dolar, lantaran suku bunga yang lebih tinggi juga meningkatkan daya tarik safe haven dolar terhadap emas.
Kongres memiliki waktu kurang dari satu minggu untuk meloloskan RUU anggaran belanja dan mencegah shutdown. Namun, para pemimpin Partai Republik dan Demokrat indikasikan sedikit kemajuan yang dibuat untuk mencapai kesepakatan.
Meskipun emas merupakan aset safe haven, emas hanya mengalami sedikit peningkatan selama government shutdown sebelumnya. Shutdown tahun 2018-2019, yang merupakan shutdown terpanjang dalam sejarah AS selama 35 hari, hanya mengalami kenaikan sebesar $20 untuk harga spot.
Harga tembaga turun, kegelisahan China masih berlanjut
Di antara logam industri, harga tembaga lanjutkan penurunan pada Selasa di tengah kekhawatiran yang terus berlanjut terhadap perlambatan ekonomi di China, negara importir tembaga terbesar di dunia.
Sentimen terhadap negara itu mendapat pukulan baru minggu ini. Perusahaan developer properti yang bermasalah, China Evergrande Group (HK:3333) mengatakan tidak akan dapat menerbitkan utang baru karena penyelidikan pemerintah. Hal ini menambah khawatir atas tindak pengawasan yang lebih ketat terhadap sektor ini, yang telah kesulitan dengan krisis keuangan yang berlangsung selama tiga tahun.
Sektor properti juga merupakan pendorong utama permintaan tembaga. Tembaga turun 0,1% di $3,702 per pon, dan mendekati level terendah dalam 1,5 bulan.
Fokus minggu ini adalah data purchasing managers’ index dari China untuk mendapat lebih banyak petunjuk mengenai aktivitas bisnis.
No Comments