Blog

Meskipun logam mulia masih bertahan di atas level kunci $2.000/oz, kebijakan moneter AS yang kurang dovish menyebabkan koreksi harga emas. Dolar yang mengalami rebound dari posisi terendah empat bulan juga ikut menahan harga emas.

Emas spot turun sedikit 0,1% menjadi $2.024,67/oz, sementara emas berjangka yang akan berakhir pada bulan Februari mengalami penurunan 0,1% menjadi $2.038,20/oz pada pukul 12.35 WIB.

Sejumlah pejabat Federal Reserve mengeluarkan pernyataan pada hari Senin, menekankan bahwa antusiasme pasar terhadap pemangkasan suku bunga tidak beralasan, dan tingginya inflasi dapat membuat kondisi moneter tetap ketat untuk waktu yang lebih lama. Pernyataan ini menyelaraskan pandangan dengan kebijakan yang kurang dovish dari the Fed setelah rapat kebijakan terakhir mereka untuk tahun ini.

Presiden Federal Reserve Chicago, Austan Goolsbee, menyatakan kebingungannya terhadap reaksi pasar terhadap rapat the Fed minggu lalu, sedangkan Presiden Federal Reserve Cleveland, Loretta Mester, mengklarifikasi bahwa the Fed tidak melihat kemungkinan penurunan suku bunga, melainkan berfokus pada seberapa lama kebijakan harus tetap ketat untuk mengembalikan inflasi ke target 2%.

Meskipun ada pandangan yang sedikit berbeda antara beberapa pejabat Fed dan pernyataan kebijakan sebelumnya, pasar tetap mempertahankan ekspektasi pemotongan suku bunga lebih awal. Dorongan ini tetap menjadi faktor pendukung bagi harga emas, karena suku bunga yang lebih rendah dapat meningkatkan daya tarik emas sebagai aset investasi.

Di sektor logam industri, harga tembaga naik pada hari Selasa, didukung oleh harapan akan adanya lebih banyak stimulus moneter di China setelah People’s Bank menyuntikkan likuiditas besar-besaran ke dalam perekonomian. Tembaga untuk penyerahan Maret naik 0,3% menjadi $3,8595 per pon, menunjukkan dampak positif dari langkah-langkah stimulus tersebut.