Blog

https://equity-world-futures-semarang.com/

PT Equityworld Futures Semarang – Dolar menguat jelang pembicaraan dagang AS-Tiongkok

10:23 09 May in Market Review
0 Comments
0

PT Equityworld Futures Semarang – Dolar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap mayoritas mata uang utama dunia menjelang akhir pekan ini, didorong oleh optimisme pasar terhadap potensi keberhasilan pembicaraan dagang antara AS dan Tiongkok yang akan dimulai Sabtu (10/5), di Swiss.

Sentimen positif ini diperkuat oleh kesepakatan dagang terbatas antara AS dan Inggris, meski respons pasar terhadap detail kesepakatan cukup beragam, dikutip Rauters.

Dolar mendapat dorongan setelah pasar menilai bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), tidak akan segera memangkas suku bunga. Ketua The Fed, Jerome Powell, menyampaikan ketidakpastian ekonomi membuat langkah penurunan suku bunga saat ini belum mendesak. Hal ini menurunkan ekspektasi pasar terhadap kemungkinan atau probabilitas pemangkasan suku bunga dari 55% menjadi 17%.

Di sisi lain, euro sempat menyentuh posisi terendah satu bulan di US$1.1197, namun pulih 0,2% menjadi US$1.2253. Yen Jepang, indikator sentimen investor, sempat melemah ke 146,18 per dolar sebelum menguat kembali menjadi 145,195.

Poundsterling Inggris sempat menguat menyusul kabar kesepakatan dagang dengan AS, namun kehilangan momentum setelah diketahui perjanjian itu bersifat terbatas.

Poundsterling turun ke titik terendah tiga minggu belakangan di US$1.3220. Kesepakatan ini mencakup perluasan akses pertanian dan pelonggaran bea mobil dari Inggris, tetapi tetap mempertahankan tarif dasar 10%.

Volkmar Baur, Ahli Strategi Commerzbank, menyatakan respons pasar terhadap kesepakatan AS-Inggris tampaknya berlebihan mengingat isi kesepakatan yang tidak signifikan.

Sementara itu, Steve Englander dari Standard Chartered melihat penguatan dolar lebih disebabkan oleh harapan akan kesepakatan tarif dengan Tiongkok ketimbang isi kesepakatan dengan Inggris.

Presiden Donald Trump mengatakan pembicaraan akhir pekan ini dengan Tiongkok akan substantif dan membuka peluang penurunan tarif sebesar 145% terhadap produk Tiongkok.

Meski begitu, laporan New York Post yang menyebutkan pemerintahan AS mempertimbangkan pemangkasan tarif impor Tiongkok lebih dari setengah, masih dikategorikan sebagai spekulasi oleh Gedung Putih.

Dari sisi kebijakan moneter global, Bank of England memangkas suku bunga sesuai prediksi, sedangkan bank sentral di Swedia, Norwegia, dan AS memilih mempertahankan suku bunga.

Sementara itu, pasar mata uang Asia menunjukkan dinamika berbeda. Dolar AS justru melemah terhadap beberapa mata uang Asia, terutama setelah lonjakan mengejutkan pada dolar Taiwan yang kini diperdagangkan di sekitar 30 per dolar, menguat lebih dari 6% sejak akhir April.

Dolar Singapura mendekati level tertinggi dalam satu dekade, sedangkan dolar Hong Kong mundur setelah intervensi besar dari otoritas moneter setempat.

Rupee India menjadi mata uang yang paling terpukul minggu ini karena meningkatnya ketegangan geopolitik antara India dan Pakistan. Rupee melemah tajam dan berada di posisi 85,55 per dolar, mencatat penurunan mingguan terbesar sejak tahun 2022.

PT Equityworld Futures Semarang

No Comments

Post a Comment