Blog

https://equity-world-futures-semarang.com/

PT Equityworld Futures Semarang – Mata uang Asia menguat tajam terhadap dolar Amerika

10:12 06 May in Market Review
0 Comments
0

PT Equityworld Futures Semarang – Gejolak di pasar mata uang global semakin mencolok dalam beberapa hari terakhir, menyusul lonjakan tajam mata uang Asia yang menekan dolar Amerika Serikat (AS).

Taiwan dollar menjadi pusat perhatian setelah menguat secara drastis selama dua hari berturut-turut, memicu spekulasi penguatan ini adalah bagian dari strategi kawasan untuk meraih konsesi dagang dari Washington.

Penguatan Taiwan dolar ini bukanlah kasus tunggal. Yuan Tiongkok, ringgit Malaysia, hingga yen Jepang dan dolar Australia ikut menguat, menandakan perubahan signifikan dalam aliran modal dan preferensi investor.

Langkah luar biasa juga diambil oleh Otoritas Moneter Hong Kong yang harus menyuntikkan US$ 7,8 miliar untuk menahan penguatan dolar Hong Kong agar tidak menembus batas atas nilai tukarnya terhadap dolar AS.

Pasar global menjadi semakin gelisah akibat arah kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump yang dinilai inkonsisten.

Tarif-tarif baru yang dikenakan Trump, seperti bea masuk 100% untuk film impor, menambah ketidakpastian tanpa disertai kejelasan implementasi.

Ketidakpastian ini tercermin pada volatilitas pasar, pelemahan indeks dolar AS, dan pergeseran posisi investor ke mata uang dan aset-aset non-AS.

Sementara itu, investor menanti keputusan kebijakan moneter dari Federal Reserve (The Fed) yang dijadwalkan Rabu (7/5) besok.

Meskipun diperkirakan tidak akan ada perubahan suku bunga, pelaku pasar tetap mencermati arah panduan The Fed di tengah tekanan inflasi dan ketidakpastian global. Data terbaru menunjukkan sektor jasa AS kembali tumbuh pada April, namun harga bahan dan jasa melonjak, mencerminkan tekanan inflasi akibat tarif.

Dari sisi saham, pasar Asia relatif stabil dengan MSCI Asia Pasifik di luar Jepang menguat 0,2%, sementara bursa Jepang tutup karena hari libur. Saham China dan Hong Kong juga menunjukkan penguatan moderat.

Di Eropa, bursa diprediksi dibuka datar menanti data manufaktur dan keputusan The Fed. Minyak mentah tetap di level rendah menyusul janji produsen utama untuk meningkatkan pasokan, sementara harga emas naik karena permintaan aset aman (safe haven).

Kondisi ini memperlihatkan dominasi dolar AS mulai terancam, setidaknya untuk sementara. Kekuatan mata uang Asia yang sebelumnya pasif kini menjadi kekuatan yang mulai diperhitungkan dalam dinamika global.

Para analis menilai, jika tren ini berlanjut, bisa jadi akan terjadi “krisis mata uang Asia versi terbalik”, bukan karena pelemahan, melainkan karena penguatan mata uang yang terlalu cepat, yang dapat mengganggu stabilitas pasar obligasi dan ekspor kawasan.

PT Equityworld Futures Semarang

No Comments

Post a Comment