Blog

https://equity-world-futures-semarang.com/

PT Equityworld Futures Semarang – OPEC+ naikkan produksi, harga minyak terus turun

11:40 05 May in Market Review
0 Comments
0

PT Equityworld Futures Semarang – Harga minyak dunia turun lebih dari US$2 per barel pada awal perdagangan Asia, Senin (5/5), setelah OPEC+ mengumumkan akselerasi kenaikan produksi minyak.

Keputusan ini menimbulkan kekhawatiran pasar akan kelebihan pasokan di tengah permintaan global yang lemah.

Harga minyak mentah Brent turun US$2,04 atau 3,33% menjadi US$59,25 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun US$2,10 atau 3,60% menjadi US$56,19 per barel. Ini merupakan harga terendah sejak 9 April.

Keputusan OPEC+ untuk menambah produksi sebesar 411.000 barel per hari (bph) pada Juni merupakan peningkatan kedua berturut-turut.

Dengan tambahan ini, total kenaikan dari April hingga Juni mencapai 960.000 bph, sekitar 44% dari total pemangkasan sukarela sebesar 2,2 juta bph yang telah disepakati sejak 2022.

Langkah ini dipelopori oleh Arab Saudi, pemimpin de facto OPEC, yang ingin menghukum anggota seperti Irak dan Kazakhstan karena melanggar kuota produksi mereka.

Menurut sumber internal OPEC+, yang dikutip Reuters, Arab Saudi telah kehilangan kesabaran atas ketidakpatuhan ini dan memutuskan untuk tidak lagi menopang harga pasar dengan pengurangan pasokan.

Kelanjutan dari strategi ini, menurut lima sumber OPEC+, bisa berarti seluruh pemangkasan sukarela sebesar 2,2 juta bph akan dihapus sepenuhnya pada November, jika kepatuhan tidak membaik. Negara-negara seperti Kazakhstan bahkan menyatakan akan mengutamakan kepentingan nasional daripada kebijakan OPEC+.

Analis energi Tim Evans menyebut keputusan ini bisa menggeser keseimbangan pasar global dari defisit menuju surplus. UBS juga menilai tren penurunan harga minyak akan berlanjut sampai kepatuhan terhadap kuota membaik.

Bank Barclays pun menurunkan proyeksi harga minyak Brent menjadi US$66 per barel untuk 2025, dan US$60 per barel untuk 2026.

Ketegangan geopolitik juga mewarnai pasar. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengancam akan membalas Iran atas serangan rudal kelompok Houthi yang didukung Teheran, yang mendarat dekat bandara utama Israel.

Menteri Pertahanan Iran, Aziz Nasirzadeh, memperingatkan akan melakukan serangan balik jika AS atau Israel menyerang Iran.

Perubahan kebijakan drastis dari Arab Saudi ini terjadi beberapa hari sebelum Presiden AS Donald Trump dijadwalkan mengunjungi Riyadh untuk membahas paket senjata dan kerja sama nuklir. Trump sendiri telah berulang kali meminta OPEC+ untuk meningkatkan produksi guna menekan harga bahan bakar di tengah tekanan inflasi di AS.

Terkait harga minyak, bank investasi besar di Amerika, Goldman Sachs, memperkirakan bahwa harga minyak Brent bisa turun hingga mendekati $40 per barel pada akhir 2026.

PT Equityworld Futures Semarang

No Comments

Post a Comment