
PT Equityworld Futures Semarang – Tekanan Asing Terus Berlanjut, IHSG Bertahan di 6.927
PT Equityworld Futures Semarang – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat tipis sebesar 0,44% ke level 6.927,679 pada perdagangan Senin (30/6/2025). Namun, penguatan ini belum mampu mengimbangi tekanan jual dari investor asing yang kembali mencatatkan net sell harian sebesar Rp358,96 miliar. Sejak awal tahun, akumulasi penjualan bersih asing telah menembus Rp53,57 triliun.
Mengutip data harian Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (1/7/2025), total nilai transaksi mencapai Rp13,63 triliun, dengan volume perdagangan sebanyak 20,82 miliar saham dan frekuensi 1,15 juta kali transaksi.
Angka tersebut sedikit lebih rendah dibanding rata-rata harian sepanjang tahun berjalan, mengindikasikan kecenderungan pelaku pasar mulai menahan aktivitas menjelang semester II/2025.
Saham-saham berkapitalisasi besar masih menjadi penopang utama IHSG. Saham PT Telkom Indonesia Tbk. (JK:TLKM) memberikan kontribusi tertinggi sebesar +7,98 poin, diikuti oleh PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) +4,83 poin, dan PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA) +4,67 poin.
Sedangkan dari sisi nilai transaksi, saham PT Bank Central Asia Tbk. (JK:BBCA) mencatatkan nilai tertinggi dengan Rp1,73 triliun, disusul oleh PT Bank Mandiri Tbk. (JK:BMRI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI).
Tekanan jual asing mencerminkan kehati-hatian investor global terhadap arah kebijakan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) dan ketidakpastian geopolitik dunia.
Hingga akhir Juni, rasio Price-to-Earnings (PER) IHSG tercatat sebesar 13,36 kali, sedangkan Price-to-Book Value (PBV) berada di angka 1,99 kali. Valuasi ini masih tergolong moderat, namun belum cukup menarik untuk memicu arus balik dana asing.
Dari pasar saham syariah yang tergabung dalam indeks ISSI (Indeks Saham Syariah Indonesia), aktivitas perdagangan mencatat kontribusi signifikan sebesar 63,4% terhadap total volume saham BEI, dengan nilai transaksi mencapai Rp8,3 triliun.
Saham-saham seperti PT Bumi Resources Tbk. (BUMI), PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS), PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG), dan PT Aneka Tambang Tbk. (JK:ANTM) menjadi penopang utama dari sisi volume dan nilai.
Secara sektoral, sektor Basic Materials mencatatkan penguatan tertinggi harian sebesar 3,33%, disusul sektor Consumer Cyclicals yang naik 2,16% dan sektor Technology sebesar 0,51%. Meski demikian, secara year-to-date (YTD), sektor teknologi masih menjadi motor utama dengan pertumbuhan signifikan sebesar 63,46%, tertinggi di antara sektor lainnya.
Secara tahunan, kinerja IHSG masih melemah dengan koreksi -2,15% YTD. Berdasarkan data World Federation of Exchanges, posisi Indonesia menempati peringkat ke-30 dari 36 bursa saham utama dunia. Di kawasan ASEAN, Vietnam dan Singapura mencatatkan pertumbuhan indeks tertinggi masing-masing +8,26% dan +4,66%, sementara Indonesia dan Malaysia masih tertahan di zona negatif.
No Comments